Wakil Rektor Universitas al-Qarawiyyin Menerima Mahasiswa PKUMI Program Short Course Maroko 2023

Dalam prosesi penerimaan, Syeikh Idr?s al-F?s? al-Fihr? selaku wakil rektor al-Qarawiyy?n menyampaikan beberapa pesan kepada mahasiswa/i PKUMI. Pertama, beliau mengutarakan bahwa sebagai kader ulama, mahasiswa/i PKUMI harus menguasai keilmuan dakwah

Wakil Rektor Universitas al-Qarawiyyin Menerima Mahasiswa PKUMI Program Short Course Maroko 2023

(Sabtu, 11 November 2023) Wakil rektor universitas tertua di dunia, Unversitas al-Qarawiyyīn Maroko, Syeikh Prof. Dr. Idrīs al-Fāsī al-Fihrī menerima kedatangan mahasiswa/i Pendidikan Kader Ulama Masjid  Istiqlal (PKUMI) yang mengikuti program al-Daurah al-Qashīrah (Short Course) di Ma’had Muhamad al-Sādis li Takwīn al-Aimmah wa al-Mursyidīn wa al-Mursyidāt, sebuah Institut Pengkaderan Ulama yang langsung berada di bawah Universitas al-Qarawiyyīn.


Penerimaan mahasiswa dilangsungkan di Universitas al-Qawariyyīn pusat yang terletak di kota Fez, Maroko. Sebelum Mahasiswa/i PKUMI yang didampingi oleh Dr. KH. Mulawarman Hannase, M.A., bertemu dengan Syeikh Idris, mereka diajak dan ditemani oleh mahasiswa PPI Maroko mengunjungi masjid sekaligus universitas (al-jāmi‘ wa al-jāmi‘ah)  al-Qawariyyīn yang telah berdiri sejak tahun 245 H. 

Lalu dilanjutkan dengan berziarah ke makam waliyullah yang merupakan mursyid tharīqah Tījāniyah, salah satu tarekat yang berkembang dan memiliki basis pengikut besar di penjuru dunia, Abu Abbās Amad ibn Mukhtār ibn Sālim al-Tījānī (1150-1230 H). 

Selepas menelusuri mozaik sejarah dan berziarah, mahasiswa/i PKUMI diantar menuju ke zāwiyah Idrīsiyyah, tempat di mana Syeikh Idrīs al-Fāsī al-Fihrī biasa melakukan aktivitas kajian dan tarekatnya. Umumnya zāwiyah hanya dibuka di hari Jum’at, namun Syeikh Idrīs dengan sangat senang membuka lebar pintunya di hari Sabtu demi menyambut kedatangan rombongan mahasiswa/i PKUMI. 

Dalam prosesi penerimaan, Syeikh Idrīs al-Fāsī al-Fihrī selaku wakil rektor al-Qarawiyyīn menyampaikan beberapa pesan kepada mahasiswa/i PKUMI. Pertama, beliau mengutarakan bahwa sebagai kader ulama, mahasiswa/i PKUMI harus menguasai keilmuan dakwah yang berbasis pada dakwah bi al-āl serta pendekatan sufistik. Hal ini merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dari keilmuan seseorang yang tidak hanya menjadi akademisi (‘ulamā’) namun juga sekaligus mursyidīn/āt di tengah umat.